Memecahkan Masalah

Di hari terakhir kuartal pertama, saya mengajak anak-anak kelas satu mengisi lembar penilaian diri sendiri. Dalam lembar itu mereka diminta menilai apakah diri mereka sesuai dengan pernyataan-pernyataan yang diberikan.

Salah satu pernyataannya berbunyi "Saya seorang pemikir. Saya memecahkan persoalan dan saya berani mengambil keputusan."

Rashad memberikan kertasnya kepada saya dengan gambar wajah cemberut di samping pernyataan itu (tandanya ia merasa pernyataan itu tidak sesuai dengannya), lalu menulis alasannya :

Karena saya tidak suka memecahkan barang saya.

...

Sportif!

Dua kali setahun sekolah kami mengadakan turnamen persahabatan antar kelas. Anak-anak tidak pernah gentar, meski harus melawan kelas yang lebih besar. Maklum, di sekolah kami hanya ada satu regu belajar di setiap tingkat.

Selalu menyenangkan melihat anak-anak riuh menyemangati kelasnya, atau kelas lain dari tepi lapangan. Semua alat memasak keluar untuk membuat suara-suara keras.

Piala-piala yang disiapkan bapak guru olahraga ikut menyemangati dari luar lapangan. Ada piala untuk pemenang, piala untuk pemain terbaik, piala untuk top scorer, dan piala untuk kelas paling sportif.

Saya baru menyadari setelah turnamen usai bahwa piala terbesar dan paling mewah adalah piala untuk kelas paling sportif.

Selamat untuk kelas 5 yang memenangi turnamen, dan selamat untuk kelas 4 yang sudah bertanding dengan sangat sportif!