Di penghujung tema Inventors and Inventions, saya menantang anak-anak membuat penemuan sendiri. Satu minggu kemudian, kami mengadakan pameran penemuan di kelas.
Beberapa anak hanya membawa gambar rancangannya, tapi ada juga anak-anak yang membawa benda kreasinyanya itu. Maira bilang, ayah membantunya membuat alat untuk membawa telur. Dengan alat itu telur-telur tidak saling bersentuhan dan tidak mudah pecah. Putri membuat alat seperti penjapit besar untuk membuang kotoran kucing. Sargie membuat alat penyiram tanaman otomatis dengan sumbu dan mangkuk berisi air.
Benda-benda yang menarik itu membuat Bintang jadi ingin merealisasikan gambarnya. Ia membuat Picnic Cap dimana ada dua gelas dengan sedotan mirip pipa yang menempel di topi. Apalagi setelah saya bilang saya ingin memotret mereka dan hasil karyanya untuk tugas lanjutan.
Anak-anak tak sabar ingin menceritakan dan mendengarkan cerita teman tentang penemuan itu. Saya membagi mereka menjadi beberapa kelompok berisi 4 - 5 orang. Satu kelompok mengambil tempat di sudut kelas manapun, kelompok-kelompok lain boleh mengunjungi "stand" teman-temannya dan bertanya-tanya.
Mereka benar-benar mendatangi setiap orang dan bertanya-tanya tentang cara kerja dan cara membuat benda-benda itu. Anak-anak yang didatangi juga tak lelah menjelaskan berulang-ulang pada teman yang berbeda.
Gita yang belum pernah mengalami hal ini sudah meraung-raung sebelum gilirannya tiba.
Gimana aku nanti ceritanya Bu, aku bingung....
Saya bilang, jawab saja pertanyaan temanmu. Benar juga, begitu teman-teman datang penuh rasa ingin tahu, Gita sudah lupa kalau tadi ia cemas. Ia menceritakan cara kerja jam ajaibnya dengan santai.
Tidak terasa sudah lewat. Anak-anak protes pada saya karena belum sempat mendengar cerita tentang karya teman-teman satu kelompok. Akhirnya saya memberi mereka waktu 10 menit lagi untuk bertanya pada siapapun yang mereka ingin.
Saat istirahat tiba, Putri mendatangi saya. "Bu, aku boleh buat pupupnya kucing nggak, buat foto besok? Dari kertas kok buatnya... "
Ya, boleh saja, Nak.
Ternyata selain membuat pupup kucing dari kertas, Putri membawa alat untuk mengambil kotoran kucing itu keluar kelas dan memamerkannya pada Riri, Thalia, dan Dilla. Mereka memandang dengan kagum, lalu bertanya pada saya apa yang dilakukan anak-anak kelas 2. Saya bercerita bahwa mereka sedang membuat Pameran Para Penemu.
Riri langsung berkomentar, "Anak kelas 2 kreatif sekali ya bu..."
Saya katakan bahwa saya menyesal tidak sempat melakukan hal ini bersama mereka tahun lalu. Riri memandang saya ngeri sambil berkata, " Untung tidak, Bu. Aku tidak tahu mau buat apa. "
Sargie begitu senang hari itu sampai ia bilang pada saya, "Bu, bagaimana kalau hari ini kita pulang jam 4 saja?"
Gita menyahut, "Bagaimana kalau kita menginap saja di sini?"
Seandainya kami benar-benar tidak pulang, barangkali kami harus tinggal di sekolah tiga hari penuh karena hari itu dan keeseokan harinya hujan makin deras dan banjir makin tinggi di seluruh penjuru Jakarta.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
aku pengen liat...
Post a Comment