Thursday, September 07, 2006

Hasil Karya

Tahun lalu, di kelas problem solving, anak-anak senang sekali saat saya meminta mereka merancang sebuah bak mandi. Mereka begitu bersemangat sampai-sampai membuat bak mandi tingkat tiga lengkap dengan perlengkapan dapur. Bangganya juga bukan main, sampai guru kelasnya pun diberitahu.

Jujur saya agak heran juga bagaimana mereka bisa tertarik sekali dengan ide merancang bak mandi. Mungkin kalau tia kecil disuruh merancang bak mandi yang aneh, bisa menangis karena bingung.

Tahun ini saya ingin mengulang lagi ide rancang merancang itu. Lebih seru tampaknya karena ada 15 anak yang ikut serta. Tahun ini saya minta mereka membuat sepeda super. Permintaan yang disambut sorak sorai sampai Bu Tari yang masih mengerjakan sesuatu di kelas tertawa.

Anak-anak sungguh serius membuat rancangan sepeda super itu. Saya biarkan mereka asyik sendiri selama satu jam, saya cuma berkeliling melihat-lihat. Dhimas dan teman-teman membuat sepeda berkanopi dan mesin turbo. Ibu-ibu kelas 4 memikirkan tempat untuk kantong-kantong belanja. Riri dan teman-teman membuat sepeda dengan juicer di bagian belakang. Mereka menjelaskan pada saya bahwa cara kerja juicer membuat jus dan mengalirkannya ke gelas di bagian depan sepeda sama dengan cara tumbuhan mendistribusikan air, yaitu dari akar sampai ke daun.

Saya bisa melihat mereka bangga menjadi perancang. Kalau tidak sibuk berbagi dengan kelompok lain, mereka mati-matian menyembunyikan rancangannya dari mata teman kelompok lain agar tidak ditiru. Usai kelas, Bu Andin pun bercerita kalau Dhiadri sempat memamerkan karyanya.

Bagus, tidak bangga sekedar ikut-ikut.

Seandainya saja saya seperti mereka. Menikmati ide-idenya dan tidak takut disalahpahami.

Hari ini beberapa orang tua anak-anak yang jadi subjek tulisan-tulisan saya menemukan blog ini. Adinda pun (Hai Adinda Laksmi!) konon sudah ikut membaca. Jujur saja saya cukup panik, meski heran kenapa harus panik. Ini adalah dunia maya yang tidak berbatas. Tak mungkin saya ngumpet terus-terusan. Bisa jadi karena tidak seperti anak-anak, saya tidak terbiasa berbagi ide saya dengan santai pada siapa saja tanpa takut dinilai.




Orangtua yang baik,

Senang bertemu anda di ruang ini. Ruang tempat saya merekam cerita tentang anak-anak yang saya kagumi. Saya memang tidak menulis nama anak-anak sesuai nama panggilan mereka sehari-hari. Yah, mungkin nama samarannya tidak cukup berhasil karena dicomot sembarangan dari nama-nama mereka juga. Setidaknya, saya ingin bilang bahwa saya tidak ingin mengeksploitasi mereka.

Kebetulan saya suka menulis, dan tentu tidak kebetulan kalau hari-hari bersama anak-anak ini selalu menarik untuk diceritakan. Dua-duanya bisa saling membantu, bukan?

Sekedar mengingatkan, tulisan-tulisan di ruang ini adalah tulisan-tulisan spontan. Saya jarang mengunjungi tulisan lama untuk melakukan peyuntingan. Semoga tidak ada yang terlalu sadis.

Selamat Membaca,
Bu Tia

2 comments:

Anonymous said...

BuTi... BuTi... jangan cemas ah... tidak ada yang salah dengan sudut pandang cerita-cerita loe ini.. kalau gue malah inginnya bilang terimakasih karena kespontanitasan loe ini buat gue belajar banyak juga... jadi... terimakasih...

Tia said...

hehehe... terimakasih kembali.

gue juga belum menemukan penyebab cemasnya.

kenapa ya?