Friday, December 12, 2008

Memanjat Pohon

Di sekolah kami adalah sebuah pohon kamboja, kelas memanjat pohon bagi seratusan murid kami.
Saya sit in di salah satu pelajarannya hari ini.

Siang hari, seorang anak TK B naik ke dahan yang cukup tinggi, dan tiba-tiba ia terserang panik karena merasa tak bisa turun. Pak Banyo mengampiri dan membujuknya untuk turun.

"Ayo dicoba dulu, turunkan kakimu ke sini."

Seperti si gadis kecil ini masih merengek ketakutan.

"Iya, percaya saja. Kamu tidak akan jatuh. Pak Banyo ada di sini. Sebelum jatuh pasti ditangkap. Kamu harus mencoba dulu."

"Ayo, Pak Banyo bisa saja menurunkanmu, tapi nanti lain kali kamu tidak tahu bagaimana caranya turun. Coba, yuk. Ini, kakimu letakkan di sini."

Tak lama, ia sudah turun dan sampai dengan selamat di kaki pohon kamboja.

Saya yakin, besok dan lusa ia (juga teman-temannya) tak akan kapok memanjat pohon lagi.

3 comments:

m.friya said...

hihihiihihihi... saya juga yakin kok mereka ngga akan kapok... memanjat pohon itu salah satu hal yang paling mengasikkan...
yang paling lucu lagi.. nanti kalau mereka sudah besar.. mereka pasti tercengang melihat betapa pendeknya sebetulnya pohon itu... hihihihihihihi...

Anonymous said...

Ehh, ada pelajarannya?
Yang sekolah di tempatnya bu Tia anak-anak perumahan ya bu? Di daerah mana?
Gak bakalan kapok biar jatoh ke tanah meringis-ringis, gelus-ngelus pantat, sakitnya ilang juga naik lagi. Emang anak-anak, apaan juga dipanjat.

Tia said...

@magda : hihii... iya. kalau dipikir pikir memang pohonnya pendek sekali.

@alifia : tidak betul-betul kelas, tapi ya, anak-anak suka duduk di dahan paling tinggi sambil belajar untuk ulangan umum.

@ibu cindy : memang :) tadi pagi saya juga baru berpikir, memanjat pohon yang sederhana bisa jadi mahal sekali di jakarta ini.