Pesawat Sederhana biasanya bukan topik favorit saya. Tahun lalu, kecuali tentang pameran yang hasilnya baik, saya tidak merasa sukses membawa topik ini ke dalam kelas.
Tahun ini, saya memutuskan untuk mengajak anak-anak mencoba sendiri. Minggu lalu, saya meminta anak-anak memanjat "arena panjatan" di aula, dan naik tangga ke lantai dua. Lalu saya minta mereka mengangkat 5 ensiklopedi sekaligus naik tangga, dan mendorong ensiklopedi itu di pegangan anak tangga. Saya juga minta mereka membuat jahitan jelujur dengan jarum yang tajam, dan jarum yang tumpul.
Satu jam kemudian kami berkumpul, dan saya tanyakan pada mereka, "Sekarang apa yang kamu ketahui tentang bidang miring?" Pengalaman satu jam panjat memanjat, angkat mengangkat, dan jahit menjahit sudah membuat anak-anak bisa menyimpulkan bagaimana bidang miring bisa menghemat tenaga. Makan banyak tempat sih, tapi memudahkan kita bekerja.
Hari ini saya mencoba hal yang hampir serupa.
Saya mengeluarkan satu set katrol dan berkata, "Bu Tia tidak pernah memakai alat ini dan belum tahu bagaimana caranya." Itu benar. "Hari ini giliran kalian yang mencari tahu, dan ajari bu Tia bagaimana cara memakai katrol."
Anak-anak langsung berhamburan ke seluruh penjuru kelas untuk mencari barang-barang yang akan mereka gunakan. Mengingat katrol cuma ada tiga dan kami bersembilan, saya memberi dua tugas lain untuk dicoba. Yang pertama membandingkan besar gaya saat menarik benda pada dua bidang miring yang berbeda kecuramannya. Yang lain adalah mencoba mengangkat benda dengan letak titik tumpu yang berbeda-beda.
Sebentar saja semua sudah sibuk. Mengobrol juga sih, tapi bahkan Nina dan Anna tak perlu waktu lama untuk membuat "flying fox" dengan katrol bebas yang berjalan-jalan. Girang sekali mereka naik ke bangku dan merentangkan tali menyeberangi ruangan hanya untuk membuat katrol bebas bergerak.
Adinda sedang mencoba ini.
"Bu, kenapa sih kalau titik tumpunya lebih dekat ke titik kuasa justru tambah berat? Padahal kan lebih dekat dengan tangannya?"
Saya membawa Adinda ke kelompoknya. "Ayo, bagaimana menurut kalian? Mengapa bisa seperti itu?"
Agung berusaha menjelaskan, "Ininya kan jadi panjang bu. Jadi ininya nambah ke situ. Makanya berat."
Maksudmu Gung, lengan bebannya jadi panjang, dan itu menambah berat beban? Saya kagum juga Agung mau mencoba menjelaskan.
Hari ini semua benar-benar mencoba sendiri. Kelas mirip sirkus (sungguh, saya merekamnya dan sampai sekarang masih suka menontonnya sambil senyum-senyum sendiri), tapi yang jelas, kami belajar tanpa disuapi.
Gambar dari The Science of Gears
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
keren..................
guru dan murid yang kooperatif...
menarik untuk dijadikan bahan bagi guru2 untuk menjadikan anak kreatif dan pandai dengan hal2 yang ada dihadapan mereka...
Post a Comment