Friday, August 14, 2009
Panjang Umur
Saya mulai berpikir bahwa panjang umur tidak berarti mati tua, tapi justru selalu hidup. Karya-karya kita yang selalu hidup, meski kita sudah habis dimakan tanah.
Minggu ini anak-anak TK dan SD sedang belajar menyanyikan mars sekolah kami yang diciptakan lulusan angkatan pertama.
Saya mendengar suara-suara lantang mereka bernyanyi dari luar kelas. Sekilas saya melihat banyak mata yang berkilau bangga. Saya juga ikut tersenyum ketika murid-murid di kelas saya bertepuk tangan sendiri, setelah akhirnya mereka bisa menyanyikan lagu itu sejak awal hingga selesai.
Mereka masih menggumamkannya di sela-sela waktu belajar.
Tidak bisa mengelak, saya jadi ingat para penulis lagu ini. Seakan mereka ada lagi di ruang sebelah.
Saya bertanya-tanya, apakah yang akan mereka rasakan, ketika suatu hari mendengar seisi sekolah ini, kini, dan barangkali jauh nanti, akan terus menyanyikan lagu yang mereka ciptakan sepenuh hati?
Adakah hati mereka berdesir seperti yang saya rasakan mendengar lagu itu berulang-ulang?
Mereka sudah memberikan sesuatu yang akan terus berputar seperti roda, di usia mereka yang begitu muda.
Seperti apa rasanya?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
Bu, I think I'm gonna cry again...hehe, It's the only thing we could've done after all these years you've done for us, Thank you bu,
Ibu juga panjang kok umur nya dalam hati kami...
-sasti-
bangga n pahala ngalir trus kan bagi2 ilmu y bermanfaat,
Post a Comment