Sunday, September 13, 2009

Karena...

Saya sedang berpikir, apa jadinya kalau suatu hari, tiba-tiba, Tuhan bilang, ok, mulai hari ini surga dan neraka saya bubarkan. Saya juga mau berhenti menghitung dosa dan pahala.

Apakah kita akan berhenti berbuat baik?

Buat apa berbuat baik kalau nggak dapat skor apa-apa?

Metode dosa dan pahala, hadiah dan hukuman, adalah cara termudah dan seraihan tangan untuk membuat anak-anak mau melakukan sesuatu. Habiskan makananmu, dan kamu dapat stiker bintang. Naikkan nilai rapormu, dan kamu dapat hadiah liburan ke Disneyland. Kalau kamu kuat puasa sehari penuh, ayah kasih kamu seratus ribu.

Pemandangan indah memuaskan hati, apabila anak-anak itu giat melakukan apa yang kita inginkan di depan mata.

Sungguh saya mudah tergoda melakukan hal-hal potong kompas seperti itu, kalau saja saya tidak berpikir, apa yang akan terjadi bila saya mati. Apakah anak-anak akan berhenti menyayangi temannya? Apakah mereka akan berhenti belajar? Apakah mereka akan berhenti melakukan kebiasaan-kebiasaan baik lainnya?

Tidak semua hal di sekolah kami diupahi dengan nilai dan hadiah. Tak ada hadiah untuk hasil karya terbaik dalam Art Festival. Anak-anak mendapat kenikmatan ketika teman-teman dan guru-guru mengagumi hasil karya jerih payah mereka.

Tidak ada nilai ketika anak-anak ikut ekstra kurikuler yang saya pimpin beberapa tahun lalu. Anak-anak ingin ikut lagi karena menurut mereka kegiatannya seru. Alhamdulillah.

Sedih hati saya ketika mendengar, "Ah, ngapain ikut kegiatan itu kalau tidak ada nilainya. Berarti tidak penting, bukan? Saya boleh biarkan anak saya absen tanpa memberitahu."

Saya khawatir kami tak punya cukup waktu untuk mengenalkan anak ini pada rasa senang dan ingin tahu untuk melakukan sesuatu yang baru. Saya tahu, akan amat sulit baginya bertenggang rasa bahwa siapapun yang datang mengajar dalam kegiatan itu, datang sepenuh hati meluangkan waktu untuk berbagi, dan mungkin kecewa bila anak-anak yang ia sayangi tidak muncul lagi. Saya bisa membayangkan, anak ini akan perlu waktu lebih lama untuk mengenali dorongan dalam dirinya.

Tak ada nilainya, tak ada hadiahnya. Tak ada pahala, tak ada surga.

Apakah kita akan berhenti berbuat baik? Apakah kita akan berhenti melakukan hal yang kita sukai atau kita anggap penting?

No comments: