Saya kangen menulis di blog ini. Lebih dari itu, saya kangen rasa yang melingkupi saya saat melangkah ke sekolah dan menyiapkan diri mengeksplorasi dunia bersama anak-anak di kelas, kemudian pulang dengan hati tergugah.
Satu setengah tahun ini praktis mengajar hanya bagian dari cara saya agar tetap sane. Atau untuk menghibur diri bahwa saya tidak kehilangan sesuatu yang saya cintai. Atau karena saya berpikir, i should teach. Satu setengah tahun ini saya mengambil tantangan untuk bekerja di luar lingkup ruang kelas untuk menciptakan sistem. Hasilnya, lumayan. Saya bisa melihat saya menghasilkan sesuatu. Saya bisa mengatakan saya bangga, mengingat semua harus saya pelajari sendiri, dengan beberapa sparing partner berdiskusi saja. Tidak cukup, dan rasa ingin berkembang itu ada. It's not a finish line. Namun saya "sudah" penuhi apa yang saya inginkan dan pernah saya bayangkan tentang mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan sistem dan kurikulum.
"Saya kangen mengajar. Saya sudah lama tidak melakukan sesuatu yang berani di kelas. " Ini saya lontarkan pada rekan mengajar saya dua hari lalu. Menurutnya, barangkali saya terlalu sibuk mengerjakan banyak hal sehingga tidak punya energi lagi.
Semalam saya jadi bertanya-tanya sendiri. Apa yang saya ingin lakukan? Ini adalah tahun ke enam saya ada di sekolah ini. Saya sudah pernah sampai pada kesadaran bahwa, ya, inilah bidang yang ingin saya tekuni. This is my life. Saya pikir sudah tidak ada pertanyaan lagi. Tapi sekarang, pertanyaan baru muncul lagi; di bidang ini sebenarnya apa yang ingin saya lakukan? Apa yang saya kuasai dengan baik? Apa yang membuat saya merasa bahagia mengerjakannya?
Menyusun kurikulum, membuat sistem, bekerja bersama para guru, mengelola sekolah, saya tahu semua itu dapat saya lakukan sambil tersaruk-saruk belajar. Saya merasa tertantang. I can say, i'm quite good in it. Saya senang diajak berdiskusi tentang semua itu.
Tapi saya berhenti menulis. Saya sering merasa lelah. Dahi saya lebih banyak berkerut. Alexander The Great bilang ia melihat saya menua dalam dua tahun terakhir. Saya lebih sering uring-uringan. Saya lebih sering bangun kesiangan. Saya ada di kelas, tapi saya kangen anak-anak. Saya mengajar, tapi saya sudah jarang belajar dari anak-anak.
Ruang spontan saya menciut. Seperti buah simalakama dari sistem yang saya rancang sendiri.
Hehe. Ini proses belajar, atau sebenarnya saya benar-benar harus mencari tahu apa yang seharusnya saya kerjakan? Apakah saya bisa mengerjakan keduanya, atau saya harus memilih salah satu? Apakah saya ingin menjadi orang yang berhasil, atau saya ingin jadi orang yang tulus dan bahagia?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment