Adinda lari menerjang pintu perpustakaan dan memanggil-manggil saya saat saya sedang membuka komputer perpustakaan.
Riri sudah menunggu di bawah tangga dan memberi tanda agar saya cepat mengikutinya.
“Lihat!
Di balik rimbun daun saya melihat kupu-kupu dengan sayap putih bertotol cokelat dan semburat kuning. Cantik sekali.
“Nah, ini ada satu kepompong lagi, tapi belum menetas.”
Riri menambahkan, “Berarti sebelumnya di sini banyak ulat bulu, ya? Aku kok tidak memperhatikan.”
Setelah beberapa minggu berkutat dengan tenggat waktu, pagi ini saya merasa keterburu-buruan saya mengikuti Adinda sungguh berharga. Ya, kupu-kupu yang baru keluar dari kepompongnya di pagi hari, tidak bisa menunggu kita terlalu lama untuk dinikmati, bukan?
1 comment:
Post a Comment