Kelas kami sedang mempersiapkan pameran Ismail Marzuki. Di salah satu acara berkenalan dengan Ismail Marzuki, anak-anak mencoba menulis apa yang mereka tangkap dari lirik-lirik lagu Ismail Marzuki.
Berikut ini adalah tulisan Mini, tentang lagu yang paling ia sukai; Juwita Malam.
Lagu ini berarti seorang pria yang bertemu dengan seorang wanita cantik di dalam kereta. Lalu, pria ini menyebutkan ciri-ciri wanita itu. Setelah ia bertemu, kereta mereka sudah sampai dan mereka harus berpisah. Lagu ini diciptakan sekitar tahun 1948. Pada saat itu, Indonesia sudah merdeka. Walauapun lagu ini memiliki kesan romantis, lagu ini juga diberi kesan kepahlawanan. Seperti pada bait “kereta kita segera tiba di Jatinegara kita kan berpisah”. Disitu diceritakan bahwa pria yang berpisah dengan wanita itu adalah pahlawan yang akan berperang. Mungkin, saat Ismail Marzuki membuat lagu ini ia sedang terinspirasi kisah cinta seorang pahlawan. Walaupun sang pahlawan memiliki cinta pada seorang wanita, pahlawan itu harus berperang membela bangsanya. Saking cantiknya wanita itu, ia diberi nama juwita malam.
3 comments:
atau bisa jadi itu adalah pengalaman langsung dari ismail marzuki sendiri!...pada saat dia menumpang kereta, kemudian melihat sesosok wanita rupawan...tp tidak kuasa untuk berkenalan dan hanya bisa menakjubinya, kemudian sampailah mereka di jati negara, kemudian si perempuan itu melnjutkan perjalannya dengan Dokar/bendi, lalu terpisahlah mereka...
cerita almarhum pak de ku, yang hidup jaman itu, lagu juwita malam diciptakan sesudah perjanjian renville ditandatangani, bener 1948.
tentara harus keluar dari wilayah pendudukan, masuk ke kantong-kantong republik. nah laki-laki di lagu ini, masih kata pak de, adalah tentara republiken. dia nggak bisa naik kereta terus ke gambir. dia harus turun di jatinegara yang masih wilayah netral. nggak bisa nganter sang gadis impian juwita malam sampai gambir karena bisa-bisa nanti ditangkap belanda nanti.
jadi begitulah lagu cinta ini sebetulnya menggambarkan kesepian dan perpisahan para pejuang dari semua yang mereka cintai karena harus hijrah ke luar wilayah pendudukan, melintasi garis demarkasi yang dikenal sebagai garis van mook itu.
Ini tafsir liberal saya atas Juwita Malam. Lagu ini bila dipandang dalam realita masa kini maka bercerita tentang kekaguman terhadap seorang waria yang berdandan begitu cantiknya sehingga tersamarkan jenis kelaminnya.
Jatinegara adalah stasiun transit, sebagaimana stasiun duri di masa kini. Apabila anda menaiki kereta dari Stasiun Duri pada menjelang tengah malam, maka di barisan penumpang akan berjumpa dengan banyaknya waria yang pulang kerja(atau malah berangkat kerja?)
Pada era 90-an, di dunia hiburan televisi ada bintang baru transgender yang memakai nama Juwita. Sejak itu nama Juwita kerap diasosiasikan dengan nama transgender.
Ini tafsir liberal, yang tidak perlu ditanggapi serius.
Post a Comment