Courage

I admire my students. Saya punya kelas berisi delapan anak berumur sekitar tujuh tahun. Buat saya, mereka sangat menakjubkan. They have bright ideas and easily get interested to everything around them. They have thousands questions. Bu Tia, betul tidak beruang kutub itu perutnya transparan? Bu Tia, lebih besar mana Hongkong atau Taiwan? Bu Tia, laron itu makannya apa? Bu Tia, dari mana asal usul nama-nama bulan? Siapa itu Anne Frank? Apa itu kamp konsentrasi? Seperti apa huruf braille itu?
Saya tidak mengada-ada. Those are SOME of the questions I got these last 6 months.

I envy their curiosity and spirit.


Selain itu, mereka senang sekali menyanyi. Kami menyanyi setiap hari. Setiap anak punya giliran memilih lagu apa yang harus kami nyanyikan waktu pulang. Here is the list of our favourites : Getting to Know You, When You Wish Upon A Star, Tomorrow, My Favourite Things, You’ve Got A Friend, I’ve Been Working On The Railroad.

Most of them are too difficult for seven years olds. Getting to Know You terlalu ‘keriting’ nadanya, When You Wish Upon A star punya lebih dari dua oktaf kisaran nada (kalau tidak terlalu tinggi, mereka mengeluh terlalu rendah). Tapi mereka tidak peduli. Karena mereka suka menyanyi. Karena mereka menikmati tampil di atas pentas dan ditontong banyak orang. Sangat sederhana. Mereka lebih menaruh perhatian pada betapa menyenangkannya menyanyi itu, daripada penilaian orang lain tentang bagus atau tidak suara mereka.

Saya ingin sekali punya keberanian seperti itu. Berani menghadapi tantangan apapun waktu saya harus melakukan sesuatu yang sangat saya suka. Menikmatinya sepenuh hati dengan gembira, dan tidak peduli tentang penilaian orang lain.

By the way, they sing very well.