Salah satu teman saya mengeluh, suaminya tidak bisa mengerti pekerjaannya. Suaminya berpikir, jadi guru TK berarti nyanyi-nyanyi sama anak-anak lalu pulang. Si suami sama sekali tidak mengerti bahwa dia harus menyiapkan kegiatan dan lain-lain. Si teman saya juga bilang pada keluarganya bahwa dia tidak bisa menerima telepon selama ada di dalam kelas. Ayahnya kontan marah. Teman saya yang lain curhat. Kakak-kakaknya meminta ia mencari pekerjaan lain yang lebih menghasilkan uang. Menurut mereka menjadi guru is totally useless.
Belum ada satupun significant others saya (Orang tua, adik-adik saya, the great alexander, sahabat-sahabat saya) meminta saya berhenti mengajar. Saya cuma perlu memberi satu pengumuman bahwa saya tidak suka ditelepon ketika sedang mengajar, dan memang tidak ada yang pernah berani menelepon. The Great Alexander selalu mendengarkan cerita-cerita kecil seputar kelas saya. Dia bahkan pernah mengusulkan kegiatan yang sampai sekarang jadi kegiatan rutin kelas kami. Teman-teman saya bisa tertawa atau bahkan prihatin dengan "setan-setan kecil di kelas tia". Beberapa, bertanya apakan mereka boleh datang sekali-kali.
Tiga hari yang lalu, ibu saya mengirim sms jam 7.30 pagi dengan pesan : TOLONG MAMA DIBELIKAN 2 TIKET UNTUK NONTON KONSER ANAK-ANAKMU.
Saya memang cerita anak-anak saya akan konser pertengahan April besok. Apalah konser menyanyi anak SD dan TK. Ini bukan Paragita atau Twilite Orchestra. Saya tidak pernah meminta mereka datang dan menonton, tapi permintaan itu sangat menyenangkan hati saya.
Sekali lagi, saya bersyukur. Saya punya pekerjaan yang saya sukai. Saya merasa capable, sekaligus ingin terus mencoba dan belajar hal baru tentang pekerjaan saya. Saya punya a bunch of supports from my significant others. Saya tidak lagi peduli kalau tetangga mengernyitkan dahi atau sepupu-sepupu saya memandang sebelah mata. As long as my beloved ones are there, i am happy. Bahkan, kemarin seseorang menawari saya datang di konferensi sekolah alternatif dari tujuh negara di Hotel Borobudur minggu depan. Setiap menit saya bisa berbagi apa yang saya pikir atau rasakan tentang pengalaman saya di kelas.
Berkutat dengan hal-hal kecil setiap hari membuat saya makin bisa menghargai hal-hal kecil, hal-hal yang tersembunyi di balik hal-hal yang dianggap semua orang penting.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
i'm happy for you...you'll be blessed...you'll be blessed...
g'luck, sis..way to go then...
I support you as well.
Post a Comment