Tuesday, March 04, 2008

Sebulan Bersama Roald Dahl

Satu bulan lalu saya pergi ke toko buku dan membeli sepuluh buku karangan Roald Dahl. Saya membagikannya pada anak-anak dan meminta mereka membuat laporan tentang buku itu. Sepanjang minggu-minggu berikutnya, saya membuat beberapa pelajaran tentang penokohan dan perumpamaan menggunakan buku itu. Contoh-contohnya bisa dilihat di sini.

Tampaknya anak-anak cukup menyukai buku-bukunya sebab beberapa anak yang masih enggan membaca, atau biasanya kesulitan menceritakan kembali isi bukunya bisa bercerita dengan lancar tentang plot cerita dalam buku "jatahnya".

Kami melanjutkan kegiatan dengan melihat ekspresi apa saja yang digunakan Roald Dahl untuk menggambarkan sifat-sifat tokoh-tokohnya. Kami mencoba menginderai; bagaimana Mrs. Trunchbull dalam Matilda bergerak, terlihat, terdengar, bahkan tercium. Segera saja seorang anak menemukan bahwa Dahl amatlah deskriptif dan suka menggunakan berbagai pengibaratan untuk menekankan suatu kesan.

Kami beranjak untuk melihat perumpamaan apa saja yang dibuat Dahl, mulai dari cokelat yang diperlakukan seperti emas hingga badan si Boggis yang sekurus pensil. Cukup menyenangkan.

Kemarin, anak-anak mengumpulkan laporan buku, terbaik dari empat laporan buku lainnya, tentang salah satu buku karangan Roald Dahl. Saya bangga dengan hasilnya.

Tahun depan, kalau saya masih mengajarkan topik yang sama, saya akan membahas lebih jauh tentang biografinya dulu dan apa hubungannya dengan cerita-cerita yang ditulis Roald Dahl. Mungkin lebih jauh lagi saya akan mengajak anak-anak membandingkan beberapa bukunya. Hehehe.

3 comments:

Anonymous said...

Bu Tia,

Saya juga suka buku-bukunya Road Dahl, dari jaman SMA. Waktu itu susah sekali dapat buku-bukunya. Saya juga suka ilustrasinya Quentin Blake. Sekarang saya sudah mulai melengkapi dan mengajak Danin (10th), utk membaca. Sudah baca yang Going Solo? Selamat menikmati.
Indriani

Tia said...

Benar Bu Indri,

saya juga baru membaca buku-buku Roald Dahl selepas SD. Buku-buku Roald Dahl sebenarnya akan lebih kaya jika dibahas dalam kelas bahasa inggris, (Danin pasti menikmatinya, karena gaya bahasa Roald Dahl pasti akan membuatnya tertawa-tawa), tapi saat ini saya membahasnya di kelas Bahasa Indonesia. Syukurlah terjemahannya cukup baik.

Saya belum membaca Going Solo, coba nanti saya cari. Favorit saya tetap saja... Matilda. Hehehe.

Selamat membaca juga,

Anonymous said...

Wah, Matilda! Saya sampai nonton filmnya dua kali, dan tetep nggak bosen. Roald Dahl emang keren!