Thursday, April 19, 2007

Marah

Saya marah besar hari ini.

Salah satu anak di kelas saya melemparkan buku matematikanya pada Ibu Matematika.
"Coba kamu ulangi lagi, bagaimana seharusnya meletakkan buku itu."

Sampai tiga kali dia tetap melempar bukunya dengan wajah cemberut, sekaligus dengan membanting kursi dan membentak guru matematikanya.

Saya melihat semua itu sambil bergetar saking marahnya. Saya tidak ingat saya pernah semarah itu di kelas. Saya terpaksa menariknya keluar kelas karena saya mencoba memanggilnya berkali-kali dan ia mengabaikan saya.


Tidak ada alasan, tidak boleh membentak gurumu, ibumu atau ayahmu. Kita bisa berdebat, kita bisa bertengkar, tapi membentak orangtuamu tidak bisa saya terima. Setidaknya tidak di kelas saya. Apapun alasannya. Lihat mata saya kalau saya bicara denganmu. Dengar ya, melempar buku seperti itu, membanting kursi, membentak gurumu, itu sama sekali tidak boleh. Ibumu sayang padamu, guru matematikamu juga begitu, kamu selalu dibantu. Tidak boleh memperlakukan mereka dengan kasar seperti itu. Kamu harus minta maaf pada Ibu Matematika. Setelah itu baru kamu boleh masuk kelas saya.


Beberapa kali anak ini meledak marah. Sekali waktu pernah ia pernah berbalik marah pada saya karena ditegur. Anehnya kali ini dia tidak marah pada saya. Ia menangis dan bilang ia mau minta maaf. Kami berpelukan. Saya minta maaf karena saya marah padanya, tapi saya harus marah padanya. Saya tidak bisa membiarkan perilaku seperti itu dimaklumi dan kemudian menetap.

Ketika ia masuk kelas dan minta maaf pada guru matematikanya, saya yang menangis di kamar mandi.

1 comment:

nandha said...

Thanks for your enlighment!