Suatu hari, Agung datang ke sekolah dengan wajah berseri-seri, “Bu Tia, look.. I have new shoes!” sambil memamerkan sepatu merah. Bangga sekali dia.
Waktu istirahat tiba, Agung menghabiskan waktu lima menit duduk berkutat dengan sepatu barunya. Saya menghampirinya. Agung biasa menggunakan sepatu dengan velcro yang mudah dibuka dan dipasang. Kali ini sepatunya bertali. Ternyata Agung sedang berjuang mengikatkan tali sepatunya. Ia baru belajar mengikat tali sepatu.
Sepintas, sebuah pikiran lewat di kepala saya : HA? SUDAH KELAS 2 SD TIDAK BISA MENGIKAT TALI SEPATU? YA AMPUUUN…. MANJA SEKALI SIH.
Agung memandang saya, “I already make the loop. Now what next? “
Saya duduk di sebelahnya, dengan sepatu yang sebelah lagi saya tunjukkan cara mengikat tali sepatu. Agung mengikuti dengan serius. Tidak langsung berhasil, tapi setelah mencoba sekali lagi, ia berhasil.
Agung tidak menguasai ketrampilan mengikat tali sepatu dalam sehari. Selama seminggu berturut-turut ia akan keluar kelas paling akhir untuk berusaha mengikat tali sepatunya sendiri.
Setiap kali kesabaran saya tinggal sedikit, saya menahan diri. Saya tidak mengikatkan talinya. Saya tidak menyalahkan cara mengikat tali sepatunya yang miring sana sini (bukan cara mengikat paling efektif, tapi paling tidak untuk saat ini adalah cara mengikat paling mudah). Dan saya memberi feedback positif untuk setiap usahanya mengikat tali sepatu yang memakan waktu ‘bertahun-tahun’ itu.
Ya, walaupun saya yang paling besar di kelas, paling tua, dan paling berpengalaman, saya tidak bisa terus-menerus memimpin medan pertempuran dengan kebanggaan sebagai Si Hebat. Sering sekali saya harus merunduk, berdiri sama tinggi dengan mereka, melihat dari sudut pandang dan ketinggian yang sama, mengulang kembali those past first experiences, dan sama-sama mengalami rasa puas dan bangga bersama anak-anak asuh saya untuk berbagai pengalaman pertama mereka berusaha menguasai sebuah ketrampilan, bagaimanapun kecilnya.
Meskipun mengikat sepatu bisa saya lakukan sambil menutup mata.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
anak loe brp taon? more than 6, yes?
Post a Comment