Wednesday, August 13, 2008

Pakai Otak


Sudah berhari-hari Dhimas bercerita bahwa ia baru saja mendapat hadiah buku anatomi manusia. Maka kemarin, begitu saya masuk kelas, Dhimas sudah langsung berteriak "LOOK AT MY BOOK, BU TIA!!"

Buku itu memang mengagumkan. Sampulnya bergambar kepala manusia dengan bagian otak yang terbuka. Jika tombolnya ditekan, lampu-lampu kecil yang tersebar di gambar otak itu menyala kelap kelip, menunjukkan sinaps neuron dalam otak. Di halaman lain, ada pop up utuh berisi paru-paru, jantung dan tulang iga manusia. Bunyinya? Dag dug dag dug debar jantung. Keren ya? Membaca penjelasannya pun menarik dan mudah dimengerti.

Kami tak sempat lama membahas buku itu karena larut dalam permainan untuk mengulang materi tentang aneka istilah anatomi.

Siangnya, kami akan menulis cerita pendek. Anak-anak menyusun rencananya dulu dengan mendeskripsikan konflik, solusi, tokoh dan latarnya. Semua asyik bekerja ketika Adinda terus menanyai saya. Penyakit yang menyerang otak itu apa saja? Akibatnya apa? Apa contohnya? Apakah autisme termasuk salah satunya? Saya bilang pada Adinda penyakit yang menyerang otak banyak macamnya, banyak penyebabnya dan banyak pula akibatnya. Tidak cuma satu.

Adinda tidak puas. Ia mendekati saya. Katanya, ia sedang membuat rencana cerpennya dan perlu melengkapi diagram bagian konflik. Ia merasa perlu alasan logis untuk membangun konflik di antara tokoh-tokoh cerpennya.

Buku anatomi Dhimas jadi bisa membantu kami. Saya menunjukkan salah satu gambar diagram otak yang dilengkapi warna warni sebagai penunjuk fungsi. Kalau yang merah ini rusak, kamu tak bisa melihat. Kalau yang hijau rusak, bicaramu akan kacau. Kalau yang kuning rusak, kamu tidak bisa mengerti apa maksud pembicaraan orang lain. Adinda manggut-manggut. Oh, Bu, rumit sekali ya.

Coba deh, penulis naskah sinetron, tanyakan pada Adinda, sulit tidak sih sedikit berpikir dan ingin melakukan "riset" sebelum menulis cerita?

No comments: