Thursday, June 08, 2006

Nilai

Semua nilai sudah selesai diproses dan siap ditulis di dalam rapor. Pada umumnya "angka" prestasi mereka membaik. Ada juga yang tidak sebaik harapan saya, atau tidak lebih baik dari kuartal yang lalu.

Saya menaruh perhatian pada Thalia. Ia pekerja keras, pandai dan mandiri. Sayang sekali Thalia malu berbicara dengan suara keras. Meski dengan teman-temannya ia bisa bersenda gurau dengan ramai, begitu melihat saya atau guru yang lain ia langsung membisu. Ia senang diajak mengobrol, tapi biasanya hanya menjawab dengan senyuman atau memaksa saya pandai membaca bibir.

Saya memanggil Thalia duduk mendekat dan memperlihatkan nilai-nilai yang sudah diproses. Saya jelaskan bagaimana saya memberi dan menghitung nilai. Saya tunjukkan bahwa kesulitan kami mengamati partisipasinya karena ia menolak bicara mempengaruhi perolehan nilainya. Saya jelaskan bagaimana ia dapat memperbaiki nilai-nilai itu nanti di kelas 3. Saya katakan bahwa ia anak yang cerdas dan pantas mendapat nilai-nilai yang lebih baik dari ini. Ia bisa mengusahakannya.

Sementara saya duduk bersama Thalia, anak-anak perempuan lain berdiri pada jarak aman sambil mengamati kami. Saya memang melarang mereka mendekat karena nilai-nilai itu adalah privacy Thalia. Teman-teman Thalia menatap saya dengan pandangan kesal karena mereka ingin melihat nilai mereka juga.

Selesai dengan Thalia, saya beri mereka kesempatan juga untuk sedikit mengintip nilai mereka. Penjelasan saya tidak panjang karena tidak ada hal berarti. Anak-anak perempuan ini tidak cepat puas.

Dengan wajah serius, bergantian mereka memandang saya dan bertanya, " Kalau aku, apa yang harus aku lakukan supaya nilaiku lebih bagus lagi?"

Hei, saya suka semangat itu. Setidaknya saya lega bahwa angka-angka yang tertera di rapor mereka tidak menjadi satu stigma yang mematahkan semangat atau membuat mereka cepat puas.

Bel masuk usai istirahat tertunda sepuluh menit karena saya dan mereka terlalu asyik membahas strenght and weakness dalam performa mereka sehari-hari.

Haduh, seperti murid besar.

No comments: