Ternyata 13 murid dan 10 murid itu bedanya banyak sekali. Ketigabelas murid saya umumnya senang menawarkan diri untuk menjawab pertanyaan atau sekedar tunjuk jari ingin bicara. Karena begitu meratanya kecenderungan ingin bicara ini, saya agak kesulitan membagi waktu dan kesempatan untuk mereka.
Maira, salah satunya, paling kesal kalau ia mendapat giliran agak belakangan. Ia akan sering berseru-seru, "Ibu, ayo cepaaat... nanti aku keburu lupa aku mau ngomong apa..."
Lalu betul saja, ketika saya persilakan ia bicara, ia akan mematung sebentar dan berkata, "Aku sudah lupa." Membuat saya jadi tertawa. Syukurlah Maira biasanya ingat lagi.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment