Tadi saya memberikan dua potong kabel, sebuah baterai dan bola lampu kecil pada anak-anak. Saya bilang, ayo coba buat lampunya menyala.
Anak-anak mulai mengeluh, tapi bagaimana caranya aku tidak tahu.
Saya bilang, saya punya banyak waktu untuk menunggu. Coba saja sampai bisa!
Mereka kasak-kusuk mencoba. Serius sekali. Sampai ada yang terus-terusan memandangi lampu dan sebuah kabel yang dikaitkan, lalu bertanya mengapa lampunya tidak menyala. Saya tunjukkan baterai dan kabel lain yang belum dipasangnya. Ia cengengesan.
Duapuluh menit saja semua sudah bisa menyalakan lampu kecil itu sendiri. Senangnya bukan kepalang, "Boleh aku bawa pulang, ya Bu?"
Sama, saya juga senang tidak harus selalu menyuapi kalian.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
"Mereka kasak-kusuk mencoba. Serius sekali. Sampai ada yang terus-terusan memandangi lampu dan sebuah kabel yang dikaitkan, lalu bertanya mengapa lampunya tidak menyala. Saya tunjukkan baterai dan kabel lain yang belum dipasangnya. Ia cengengesan."
Paragraf ini beneran gue baca berulang-ulang. Karena strange but true, gue sangat berbahagia kalo ngeliat ada anak kecil yang lagi (1) super serius, atau (2) cengengesan.
Gue pengen dateng dong kalo sedang ada "praktikum" semacam itu lagi, wakakakaka... :D
cengengesan di kepala gue berarti cengar cengir antara tertawa dan tidak karena malu atau mengaku salah. ya kan?
Serius belum pernah liat anak kecil serius? Wah, mereka sangat jago dan mudah konsentrasi daripada kita yang sudah tua-tua dan pikirannya mudah bercabang ini.
Post a Comment