Tuesday, February 06, 2007

Sekolah Darurat

Setelah deg-degan dan susah payah akhirnya hari ini saya bisa sampai lagi di sekolah. Lima hari belakangan acara mengajar kacau karena dua pertiga Jakarta (dan sekitarnya) terendam banjir. Demikian pula rumah saya dan jalan-jalan menuju ke sekolah.

Sampai di sekolah, saya menemukan aula TK ramai sekali. Tampaknya meja dan kursi TK A berpindah ke aula. Dua wajah kecil Fia dan Putri menatap saya, dari meja TK yang pendek itu, "Bu Tia rumahnya nggak banjir lagi?" Wah, senangnya melihat mereka!

Ternyata hari ini listrik mati, sementara ruang-ruang kami didisain menggunakan AC dan kipas angin. Jadilah semua anak berkumpul di aula, untuk berkegiatan selama empat jam.

Saya melihat sekeliling. Sebagian besar rekan guru ada di sana. Jumlah anak-anak tak sebanyak biasanya. Kurang lebih 10 orang dari TKA dan B, 8 orang dari Kelas 1, 4 orang kelas 2, dan masing-masing 5 orang di kelas 3 dan 4.

Saya mengajak anak-anak kelas 2 bermain bingo dengan kartu untuk memanaskan suasana. Saya lihat guru TK mengeluarkan puzzle besar dan menyusunnya bersama anak-anak. Anak-anak kelas 1 bermain kartu matematika. Anak-anak kelas 3 dan 4 sedang mengobrol bersama Bu Andin.

Lima belas menit kemudian semua kelas sudah berkegiatan sendiri-sendiri. Kelas saya sudah asyik bermain dadu matematika dan berlanjut terus dengan lembar kerja dan aneka permainan lain. Kelas 1 menyanyi diiringi gitar. Kelas-kelas lain tak kalah sibuknya. Semua itu terjadi di satu ruangan terbuka.

Empat jam berlalu tidak terasa. Anak-anak di kelas saya masih sempat membaca cerita, membuat boneka ikan lalu mementaskan naskah pendek ditonton anak-anak TK, menyanyi, dan bermain kartu memory.

Diantara waktu-waktu itu saya sering melirik meja-meja lain. Saya agak terkesan karena anak-anak sama sekali tidak ribut dan fokus dengan pekerjaan mereka masing-masing. Padahal, tentu mudah untuk mereka mengalihkan perhatian dan lari lari seperti setan. Tetapi tidak seorangpun melakukannya.

Ketika saya bercerita pada Alexander The Great, ia langsung tertawa. Katanya, siapa bilang anak-anak itu ADD (Attention Deficit Disorder)?

Iya ya, siapa bilang?

No comments: