Friday, April 04, 2008

Main Setan-Setanan

Pelajaran IPS kami masuk ke tema Indonesia. Anak-anak sedang menghafalkan nama-nama provinsi dan ibukotanya. Mengapa harus dihafalkan kalau nanti berubah lagi?

Dari pada tidak tahu sama sekali dan akhirnya jadi tak peduli, pilih mana? Lagipula akhirnya kami mencoba banyak cara dan permainan untuk berlatih menghafalkan. Contoh saja ide kami, jika anda membutuhkan!




Main MENGINGAT KALIMAT

Biasanya kami bermain dengan peta untuk mengingat letak ibukota provinsi. Caranya, kami duduk melingkar. Saya akan memulai dengan kalimat, “Saya pergi ke… (isi dengan nama ibukota provinsi, seperti Bandung).” Dito di samping saya akan mengulang kalimat saya dan menambahkan kata baru. “Saya pergi ke Bandung dan Makasar.” Adam yang ada di samping Dito akan mengulang kalimat Dito dan menambahkan kata yang baru, “Saya pergi ke Bandung dan Makasar dan Pekanbaru.” Makin panjang kalimat yang diulang, permainan akan makin seru. Gagal atau berhasil itu nomor dua. Yang seru adalah ketika teman-teman berusaha memberi petunjuk seperti:

"Saya pergi ke Bandung dan Makasar dan Jayapura dan ... dan..."

“TOK TOK TOK”

“…hm… oh ya, PALU!”


"Saya pergi ke Bandung dan Makasar dan Jayapura dan Palu dan Pekanbaru, dan Padang dan... dan...."

“Ini lho, ini lho…(memegang-megang telinga)!”

“…KUPANG?”


"Saya pergi ke Bandung dan Makasar dan .... dan Pekanbaru dan Kupang dan... dan..."

“Narkoba! Narkoba!”

“Kok narkoba sih?”

“Iya, BANDAR Lampung.”

Hihihih…

Meskipun beberapa anak mencari petunjuk dengan mengingat temannya menyebutkan nama kota apa, lebih banyak lagi yang menekuni peta, mengingat “perjalanan” dengan menunjuk kota-kota dalam peta, dan sibuk sendri, “Di mana sih Kendari itu?” Saya memberi mereka waktu untuk menemukan letaknya dalam peta. Itu tujuan kami, tak hanya menghafalkan nama, tapi juga tahu letaknya dalam peta.


Main MEMORY CARDS

Ini permainan tua, tapi kami masih suka memainkannya. Biasanya ada sejumlah kartu yang akan diletakkan terbalik. Anak-anak bergiliran membuka dua kartu. Jika dua kartu yang mereka buka sama, kartunya boleh diambil. Kalau dua kartu yang dibuka berbeda, kartu-kartu itu harus ditutup kembali. Pemain berikutnya akan melakukan hal yang sama. Sebagai modifikasi, kartu bergambar sama saya ubah jadi kartu yang berpasangan. Nama provinsi dan nama ibukota provinsi.

Minggu lalu saya meminta anak-anak menulis nama provinsi dan nama ibukotanya dalam kartu-kartu kecil. Mereka menulis dengan warna yang sama, atau memberi gambar-gambar yang bisa menjadi “reminder” nama. Contohnya ya tadi itu, telinga untuk Kupang. Setiap anak membuat satu set kartu dan selalu bisa memainkannya di mana saja.

Dara adalah momok menakutkan bagi teman-temannya saat bermain Memory Cards, karena ia hebat dalam mengingat. Anak-anak mulai protes, “Yah, Ibu, kalau main Memory Cards yang menang pasti Dara!” Mulut-mulut cemberut.


Main SETAN-SETANAN

Maka, saya menantang anak-anak mencari permainan baru dengan kartu-kartu mereka. Mita muncul dengan ide main setan-setanan. Ia menyembunyikan satu kartu dan membagi rata kartu sisanya. Mereka akan saling mengambil kartu di antara para pemain, untuk memasangkan kartu nama provinsi dan kartu nama ibukota provinsi. Anak yang memegang kartu terakhir (dan tentu saja tidak punya pasangan untuk kartunya, karena kartu itu disembunyikan) dialah yang ‘dapat setannya.”

Seharian ini kami main setan-setanan.

Awalnya banyak teriakan, “Iiiih, Adam! Masa Makasar ibukotanya Riau. Ngaco kamu!”

Atau pertanyaan ragu-ragu Leo, “ Bu ini benar tidak?”

Saras mengintip kartu Leo yang bertuliskan PADANG dan DI JOGJAKARTA lalu tertawa tertahan.”

Seru sekali mereka bermain, sampai terlambat makan pagi. Saya berharap perlahan-lahan mereka akan ingat nama-nama kota dan provinsi di Indonesia itu. Menghafal, juga bisa sambil bersenang-senang!

PS: Ada yang punya ide lain?

No comments: