Wednesday, March 15, 2006

Manajemen Tugas

Dalam minggu terakhir tiap kuartal, selalu saja banyak tugas-tugas kecil yang menyita waktu. Bukan hanya untuk saja, tetapi juga untuk seisi kelas.

Pekerjaan merekam Audio Book cukup menyita waktu. Setiap anak perlu setidaknya 15 menit, berarti saya akan membutuhkan 2 - 3 jam penuh untuk merekam buku-buku mereka. Sementara itu tugas-kecil-akhir-kuartal tetap menumpuk. Saya memikirkan sebuah cara untuk membuat pekerjaan kami lebih efektif dan efisien.

Saya membuat delapan persegi dalam sebuah kertas dan menuliskan delapan tugas yang harus dikerjakan anak-anak dalam setiap perseginya.Setiap anak mendapat satu lembar. Saya siapkan pula semua peralatan dan bahan yang mereka butuhkan di satu rak yang paling mudah dijangkau. Saya juga menyediakan stempel warna-warni, harta benda saya yang paling berharga.

Kemarin saya beri penjelasan singkat pada anak-anak tentang cara menggunakan kertas itu. Setiap kali saya bilang INI WAKTUNYA KERTAS TUGAS, kalian harus memilih salah satu tugas yang harus dikerjakan. Tugas yang bertanda bintang berarti harus dikerjakan bersama Bu Tia atau Bu Novi. Sampai hari Jumat, kalian harus sudah menyelesaikan semuanya. Setiap selesai satu pekerjaan, boleh ditandai dengan stempel pilihan kalian.


Dua hari ini kelas saya tenang sekali. 8 dari 9 anak sibuk dengan perencanaan tugasnya sendiri. Saya panggil satu demi satu untuk merekam bacaan, sementara teman-temannya sibuk sendiri. Anak-anak tahu betul kalau saya atau bu Novi sibuk dengan dua orang, mereka akaan memilih tugas lain yang bisa dikerjakan sendiri.Mereka benar-benar bekerja! It is really amazing. Saya pikir gurunya Toto Chan dan Montessori cuma bercanda waktu mereka bilang bahwa mereka bisa membuat anak-anak bekerja sendiri. Ternyata memang bisa.

Ketika saya harus menggantikan The English Teacher hari ini, saya mencoba resep yang sama. Saya brief dua pekerjaan yang harus mereka lakukan, membagi kelompok dan ... sim salabim... saya makan gaji buta!

Tentu saja manajemen ini sulit berlaku kalau sedang mengajarkan konsep baru. Yang penting cuma tiga. Satu, instruksinya jelas. Dua, bahan dan alat tersedia siap pakai. Tiga, tingkat kesulitan tugasnya sedang dan menantang untuk semua anak di kelas.

Senang melihat semuanya sibuk dan tingkat kebisingan kelas masih dalam batas aman dan nyaman.

1 comment:

Nauval Yazid said...

menarik juga kalau anak-anak ini sudah terbiasa untuk fokus ke pekerjaan masing-masing, apa aja yang harus mereka lakukan, dan konsentrasi penuh ke bidang itu tanpa harus terpengaruh oleh hal-hal lain di sekitar mereka.

how i wish such a method were applied to me when i was a kid! :)