Sudah berminggu-minggu anak-anak kelas 5 ingin sekal menjalankan kampanye sampah mereka. Kata mereka, orang tidak melakukan apa-apa pada sampah karena banyak yang tak tahu. Jadi bagaimana? Kita beritahu mereka!
Anak-anak mencanangkan (aduh bahasanya) gerakan membawa kotak makan sendiri untuk mengurangi sampah plastik dari jajan makanan. Suatu hari, anak-anak membuat agar-agar rasa jeruk untuk seisi sekolah, sekaligus 110 pin dari kardus bekas. Mereka juga membuat poster dan undangan untuk semua kelas di sekolah. Selama tiga hari mereka tidak bermain waktu istirahat.
Di hari H kemarin, anak-anak juga berbagi tugas; siapa yang membagikan makanan, siapa yang membagikan pin, dan siapa yang harus mengatur barisan.
Pukul 12 siang, anak-anak dari berbagai kelas datang membawa kotak makanan mereka. Adam mengatur barisan sambil memulai ceramahnya tentang mengurangi sampah bersama Saras. Anak-anak kelas 3 mendengarkan sambil malu-malu.
Selama setengah jam berikutnya, kelas 5 membagikan agar-agar dan sirup markisa sambil berpesan, "Nanti kalau jajan bawa kotak makanan sendiri juga ya, supaya sampahnya tidak tambah banyak..."
Pada adik-adik TK, anak-anak kelas 5 makin ramah, "Halo, namanya siapa? Pinter sekali... nanti kalau jajan jangan lupa bawa kotak sendiri ya? Jadi sampahnya tidak tambah banyak".
Begitu keras usaha mereka agar didengarkan anak-anak TK, sampai di kelas mereka mengeluh, "Bu, punggungku sakit sekali, membungkuk terus."
Semua makanan dan pin habis tak bersisa, semua kelas berpartisipasi. Anak-anak kelas 5 senang sekali. Kami masih kebagian makanan, maka anak-anak memakannya sambil menulis jurnal. Saras dan Leo bahkan menempelkan pin mereka di akhir jurnal, "Untuk kenang-kenangan, Bu. Jangan dibuang ya."
"Kampanye kami bisa sukses karena kami merencanakannya sampai matang. Pertama kami membagi kelompok, yang memasak, membuat pin, dan undangan. Kedua, kami merencanakan poster dan bagaimana cara kami menyampaikan pesan yang memang menjadi tujuannya," tulis Mini dalam jurnalnya.
"Hari ini aku senang sekali, aku berharap aku dan dan teman-teman bisa melakukannya lagi, suatu hari nanti," kata Adam.
"Semoga kampanye ini berguna buat semuanya," begitu Lika mengakhiri tulisan dalam jurnalnya.
Ya, saya juga berharap begitu. Saya tidak tahu kampanye ini berhasil atau tidak. Kami belum tahu apakah anak-anak yang lain mengubah perilakunya atau tidak.
Yang saya tahu anak-anak berusaha luar biasa keras untuk usia mereka. Yang saya rasakan adalah kegigihan mereka. Mereka tahu, berusaha membuat perubahan itu tidak mudah. Ada yang perlu dikorbankan, capek teriak-teriak, capek memasak dan membuat poster dan pin. Agar bisa menjelaskan dengan baik, mereka harus meletakkan kesadaran itu dalam hati. Kita semua bisa berpartisipasi.
Bagaimanapun, mereka tetap merasa senang, dan bangga.
Bagaimanapun, hal besar dimulai dari satu langkah kecil. Seperti langkah mereka.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
wah anak2 yg hebat, salam kenal mbak...senang membaca tulisannya
lets go green :)
Post a Comment