Wednesday, November 21, 2007

Proyek Sedap Sekejap


Saat duduk gelosoran di lantai venue festival, seorang teman bertanya, "Ada apa di kelas hari ini?"

Hm, apa ya? Oh ya, kami buat pameran.

"Pameran?"

Pameran. Ramai sekali lho, ini foto-fotonya. Saya menyodorkan kamera digital padanya. Sumpah serapah kaget dan kagum darinya membuat saya bercerita lebih lanjut.

Jadi, anak-anak punya tugas untuk membuat alat yang menerapkan prinsip-prinsip pesawat sederhana. Dengan bantuan ayah dan ibu memotong, memaku dan memasang sekrup, anak-anak datang dengan aneka benda seperti kereta dorong, sumur-sumuran, satu set "Taman Bermain", dan lain-lain.

Sekali lagi saya bertanya pada mereka, mau presentasi saja atau mau bikin pameran?

PAMERAAAAN.... begitu jawabnya.

Di sela-sela belajar Bahasa Indonesia, anak-anak mengisi waktu luang dengan membuat empat undangan untuk kelas 1 - 4. Mereka juga membuat spanduk bertuliskan "Pameran Pesawat Sederhana oleh SD5".

Saya menggeser jam istirahat menjadi lebih awal. Pada jam istirahat sekolah, anak-anak membawa meja-meja ke depan kelas, dan menyusun peralatannya di atas meja. Menunggu anak-anak kelas lain keluar main.

Betul saja, begitu kelas-kelas lain keluar, anak-anak kelas 5 kewalahan. Mereka sampai bercucuran keringat menjelaskan cara kerja alat-alatnya, surprisingly, in a simple way, kepada adik-adiknya.

Penjelasan mereka itu sama sekali tak muncul ketika saya yang bertanya.

Saya : Apa yang kamu buat, Dara?

Dara : Bidang miring.

Saya : Untuk apa?

Dara : mmm,... eeeeh,.... mmm,... biar lebih gampang bergerak.

Saya : Cara kerjanya bagaimana?

Dara : (dengan suara makin lirih), ini kalau digeser begini, nanti bisa jalan...


Tapi apa yang terjadi ketika sekumpulan anak kelas 1 mengerumuni Dara?

Dara : Ini, namanya bidang miring. Dengan bidang miring, kita jadi lebih mudah memindahkan benda. Coba ya, kotak ini diisi dengan batu supaya berat. Coba saja diangkat. Coba lagi di tarik pakai ini. Kalau bidang miringnya landai, lebih mudah daripada kalau bidang miringnya curam.

Anak-anak kelas 1 memandang Dara tak berkedip.

Segerombolan anak-anak yang lebih kecil memberi posisi aman untuk mengoceh tanpa takut salah, (ketika ibu kepala sekolah datang, anak-anak terbirit-birit sembunyi di kelas). Kerumunan yang menjadikan mereka pusat perhatian tampak menyenangkan bagi anak-anak yang suka sekali tampil ini.

Tentu saja kejadian-kejadian lucu ada di sana sini. Bram sempat meninggalkan posnya untuk bergabung dengan para penonton melihat atraksi di taman bermain Mita. Lika jadi ikut memberi penjelasan untuk barang ciptaan Putu, karena kadang-kadang Putu panik juga melihat keramaian. Padahal sumur ciptaan Putu sangat menarik.

Belum lagi pertanyaan anak kelas 1, "Bu, mana pesawatnya? Katanya ada pameran pesawat...".

Ketika bel berbunyi, dan halaman sekolah mulai sepi, anak-anak kembali mengangkut semua peralatan dan meja ke dalam kelas.

So, how do you like it?

Capek, Bu. Panas sekali. Anak-anak terkapar di karpet, kecapekan.

Saya tahu mereka senang, meski ada juga yang tak puas dengan alat-alat buatan mereka. They didn't really tell me. Hanya saja sisa pekerjaan kami sepanjang hari tuntas dengan baik. Hal yang hanya terjadi kalau mereka sedang merasa senang pada dirinya sendiri.

Sungguh, persiapan pameran itu seperti bercanda. Membuat undangan, spanduk, menyusun meja, dan selesai.

Senang.

No comments: