Saturday, November 17, 2007
Rumah Kami
Jumat siang itu, anak-anak sedang melanjutkan kegiatan membuat lampion. Ada yang melukisi lampionnya, ada yang sedang menjulurkan lidah sambil berusaha memotong karton dengan cutter.
Bentuk kelas seperti apa, sudah jangan ditanya. Anak-anak mengoceh tak berhenti sementar tangannya terus bekerja. Saya matikan komputer, lalu bergabung duduk di dekat mereka. Tak ingin mengganggu, saya ambil sebuah buku tentang Darwin yang dipinjam Mita dari perpustakaan. Saya membaca sambil sekali-kali menjawab "wawancara" anak-anak tentang masa sekolah saya.
Riuh rendah suara mereka di telinga saya, rasa nyaman dan santai di dalam hati, pandangan yang menyapu ruang berantakan, buku di tangan, memicu saya bertanya pada Mini,
"Kelas kita, seperti rumah ya?"
"Yep. And that's why i like it. "
"Hm, mungkin tidak seperti rumah juga. Kamu tidak bisa selalu melakukan apa yang kamu ingin."
"Di rumah juga begitu, tidak bisa semauku." Saras menimpali gumaman saya dan tetap tersenyum.
Ya, di rumah juga begitu. Tak bisa sesuka hati. Tapi ada rasa ini, ada rasa... apapun yang kamu lakukan kamu akan tetap dicintai. Meskipun menumpahkan air bekas cat, terlambat mengumpulkan tugas, pakai celana pendek, tak suka IPS dan matematika, tak suka membuat soal evaluasi, suka marah-marah....
...tidak apa-apa. Kan, kita ada di rumah.
*gambar dari www.rmhccolumbia.org *
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment