Monday, June 13, 2005

Menyeberangi Jembatan

Saya bukan orang yang terampil melewati masa-masa pancaroba atau perubahan. Saya mencintai zona aman dan nyaman serta ingin tinggal di situ terus.

Sementara itu murid-murid kami adalah anak-anak yang lebih sering menunjukkan attitude haus tantangan dan siap menghadapi perubahan.

Anak-anak TK A di sekolah saya sudah tidak sabar ingin naik ke kelas TK B. Ruang TK A dan TK B menempati sebuah rumah berlantai dua, jadi naik ke TK B adalah secara literal naik tangga ke ruangan atas yang dipakai sebagai kelas TK B. KE-19 anak TK A sudah melakukan survey berkala ke ruang atas. Anak ke 20 memutuskan untuk menjadikan hari pertama di TK B adalah hari istimewa dan bersejarah. Ia tidak pernah ikut ketika teman-temannya berebut naik ke kelas atas dan bermain di sana.

Anak-anak TK B sudah hampir masuk Kelas 1 SD. Mereka juga sudah bolak-balik ke ruang kelas 1 sepanjang kuartal ini. Mereka mencoba bangkunya, menyanyi di sana, mengirim surat untuk gurunya, dan ngobrol dengan guru Kelas 1 juga. Mereka menganggap TK itu masih kecil, dan mereka sudah hampir besar.

Anak-anak Kelas 1 lain lagi tabiatnya. Seminggu terakhir ini mereka menciptakan chaos di kelasnya. Guru Kelas 1 sakit kepala dan lelah luar biasa. Saya bilang, mereka hanya ingin menjadikan perpisahan itu lebih mudah saja. Mereka kan gengsi untuk bermanis-manis dan bersendu-sendu. Kelas ini memang cukup maskulin dan mandiri.

Kelas saya, justru lebih melodramatik. Mereka sangat ekspresif mengungkapkan kekhawatiran mereka, rasa cemas, rasa ingin tahu, dan rasa sayang mereka. Tiga hari terakhir ini mereka menulis banyak sekali kartu dan surat ucapan terimakasih, kangen, selamat berpisah, dan sebagainya. Beberapa berkaca-kaca ketika saya membagikan foto kelas beserta surat di hari terakhir. Malu juga agaknya, jadi mereka menyembunyikannya dengan melontarkan lelucon-lelucon agar tertawa.

Bagi saya, surat-surat cinta itu adalah outlet positif untuk berbagai emosi yang mereka rasakan saat ini. Surat-surat itu membantu mereka menyadari ada perubahan pada saat ini, dan mereka lebih siap pindah ke kelas tiga. Mereka juga sudah lebih mengerti artinya istimewa. Tidak seorangpun mau melewatkan 'hari terakhir'. Mereka sudah tahu itu berbeda, tidak sama dengan hari yang lain. They value it as something special. They want to do special things, and they think it feels different.

Lucu juga ya?

Nanti, bulan Juli dan Agustus, biasanya adalah bulan-bulan tegang dan sulit. Semua orang sibuk menyesuaikan diri dengan ritme dan kelas yang baru.

No comments: