Wednesday, September 07, 2005

Tidak ada yang istimewa

Tidak ada yang istimewa hari ini. Semua berjalan normal-hiruk-pikuk seperti biasa. Seperti setiap Rabu pagi saya ngebut merancang rencana pelajaran untuk minggu depan. Anak-anak datang silih berganti, mampir ke meja untuk bercerita atau mencari-cari tugas yang belum selesai.

Adinda datang terisak-isak. Katanya Dimas sengaja menendang bola kena matanya. Saya mengajak Adinda menyelesaikan ini dengan Dimas. Di mana Dimas? Masih main bola dengan teman-temannya. Melihat kami dari jauh, Dimas langsung berhenti, " I already said sorry four times!"
Adinda masih ngotot untuk bilang, "Aku (hiks).. tidak suka (hiks) kalau kamu menendang bola (hiks) ke arah mataku (hiks)..."

It was almost 8 o'clock. Teman saya mengingatkan bahwa jam 8 ada casting untuk operet Lutung Kasarung yang akan kami pentaskan Desember nanti. Saya membagi dua kelas. Anak-anak yang tidak ikut casting peran hari ini mengerjakan anu anu dan anu. Yang ikut casting berkumpul di aula. Setelah mondar mandir kian kemari, saya berakhir dengan mengasuh anak kelas 1 yang gurunya harus mengurusi casting, dan guru yang lainnya absen karena flu berat.

Saya kembali ke kelas, sudah hampir setengah sembilan. Saya membacakan buku tentang kehidupan tiga generasi yang berbeda. Di akhir buku itu anak-anak sudah menyusun puluhan pertanyaan untuk mewawancara kakek dan nenek masing-masing. Dan mereka kesal karena belum selesai ketika sudah waktunya pelajaran musik.

Karena satu dan lain hal, guru musik tidak ada. Saya menemukan lagu bagus di internet, dan memainkan midi file-nya. Lagunya gembira sekali. Anak-anak senang dan cepat bisa. Saya memutuskan untuk memainkan lagu ini untuk konser berikut.

PAGI-PAGI - Ibu Sud

bangun ! bangun ! hari sudah siang

ayo kawan-kawan segeralah jaga
lekas ! lekas ! lekaslah bekerja
jangan turutkan watak yang malas

dengar ! dengar ! ayamku berkokok
bersambutan dengan suara bunyi murai
jangan ! jangan ! terlambatlah handai
tunjukkanlah kegiatan kamu

ayo ! ayo ! bersiaplah seg'ra
matahari takkan menantikan kamu
lihat ! lihat ! sinarnya menyerbu
membangunkan anak-anak malas


Bu Novi harus membantu kelas TK jam berikutnya. Saya membagi tiga diri saya dengan membantu anak-anak mencari kata di kamus dalam pelajaran Bahasa Inggris, menunggui Zaky yang ngantuk dan kehilangan mood untuk membaca dan mencari kata-kata yang sulit, sambil mondar mandir ke komputer membereskan data-data observasi. Thanks God i don't have to teach English today.

Sudah jam istirahat makan siang. Makanan Agung tumpah membasahi seisi tasnya. Ia kesal karena lapar. Jadi saya temani cari makanan di depan. Dhiadri sudah mulai bermain dan jingkrak-jingkrak sendiri. Entah apa yang ia lakukan, menjelang bel Dhiadri menghampiri saya setengah menjerit, "Look at my teeth! Look at my teeth!"

"There's nothing, Dhiadri. Itu karang gigi. Giginya tidak apa-apa, " jawab saya setelah memperhatikan mulutnya. Dhiadri tidak puas lalu sibuk minta cermin dan terus-terusan bertanya karang gigi itu apa. Sementara itu guru-guru kelas lain sudah membunyikan bel. Anak kelas saya baru muncul setengah. Setengah lagi mana?? Saya baru akan mencari ketika bertemu anak-anak itu di tengah jalan. Di kelas, Dhiadri sudah menuntut cermin. Saya mencarikan cermin.
Setelah melihat bahwa giginya masih utuh dan hanya serpihan karang gigi saja yang lepas, ia langsung tenang.

It's time for art and craft. Setelah saya hitung-hitung, ada tiga kelompok anak di kelas saya. Satu, masih harus menyelesaikan craft minggu lalu. Dua, sudah siap memulai craft yang baru. Tiga, belum selesai craft yang lalu dan bersiap dipanggil untuk melanjutkan casting. Sialnya lagi saya sedang memilih untuk melakukan kegiatan art and craft yang repot dan butuh panduan. Ada saja yang hampir menangis karena tidak berhasil memotong kertas lurus sesuai garis.

Hari ini berakhir sepuluh menit lebih lambat dari seharusnya. Kelas saya sedikit belepotan lem PVC tapi hampir semua berhasil menyelesaikan pekerjaannya dan sudah meletakkannya di tempat yang rapi.

Ya. Sudah begitu saja. Tidak ada yang istimewa.

No comments: