Bayangkan kalau otakmu bekerja lebih cepat dari tangan yang disuruh menulis.
Bayangkan kalau semua orang memiliki lensa biasa dan matamu adalah mikroskop elektron yang tentu melihat hal-hal tak terlihat oleh orang lain.
Bayangkan kalau di dalam kepalamu banyak orang-orang kecil yang sibuk bicara dan mempertanyakan segala sesuatu di waktu yang sama.
Bayangkan kamu selalu punya ide bagus yang kamu khawatirkan hilang sehingga kamu perlu mengatakannya, menuliskannya, atau menggambarkannya saat itu juga.
Bayangkan kalau semua hal yang ditangkap oleh seluruh inderamu mendesak-desak ingin dipahami bersamaan.
Bayangkan bahwa setiap saat ada hal baru.
Bayangkan kalau semua itu terjadi bersamaan pada dirimu.
Bayangkan kalau semua orang berteriak menyuruhmu diam.
Berhenti berpikir.
Berhenti ingin bicara.
Berhenti bertanya.
Berhenti ikut berbagi cerita.
Berhenti bergerak.
Berhenti.
Berhenti.
Bayangkan rem seperti apa yang harus kamu gunakan untuk menghentikan seluruh kegiatan dalam tubuhmu itu.
Bayangkan, setelah itu kamu bertanya-tanya mengapa kamu harus berhenti.
Ya, bayangkan saja dulu. Nanti saya akan bercerita lebih lanjut tentang anak berbakat dan ketidakbiasaan mereka.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 comments:
haduuuuhhh... BuTi mulai ber-"teaser"-ria niii... kayak iklan ajaa awalnya keluarkan "teaser" dulu... biar penasaran...
kekekekee... boleh dong. sekali-kali.
padahal udah gatel pengen nulis tapi belum cukup membaca.
nanti ada yang protes lagi... *melirik ke kemang*
Mana cerita lanjutannya nih... ditunggu lho... :D
Post a Comment