Tuesday, February 13, 2007

Dimuat!

Kemarin saya mengirim entri jurnal anak-anak tentang banjir ke sebuah koran anak. Kejutannya datang pagi ini; dua tulisan milik Tara dan Medina dimuat.

Sebenarnya tidak kejutan-kejutan amat, karena sejak kemarin redaksi sudah mengirim pujian untuk mereka. Sebagai tulisan anak kelas 2 SD, isinya cukup runtut dan logis. Sejak kemarin pula kami sudah dapat tawaran untuk mengisi satu halaman lagi minggu depan.

Tetap saja, saya senang sekali pagi ini. Anak-anak lain juga sama bersemangatnya, sementara ekspresi muka Tara sama sekali tak berubah. Medina pun nyaris menyembunyikan koran anak itu karena malu. Tapi saya tahu ia senang, sebab terlontar dari mulutnya kalau ia ingin menulis lagi.


Ini tulisan Tara :
Menurut saya, banjir ini disebabkan oleh karena banyak pohon yang ditebang, sedikit penghijauan, banyak sekali bangunan, dan banyak orang membuang sampah sembarangan. Akibatnya sampah-sampah akan menghalangi perjalanan air sungai dan air sungainya akan meluap dan tidak diserap oleh pohon karena tidak ada pohon. Seharusnya kita lebih banyak menanam dan tidak membuang sampah sembarangan lagi agar tidak banjir.


Ini tulisan Medina:
Jakarta
banjir karena orang-orang di Jakarta membuang sampah sembarangan. Biasanya orang sehabis membeli sesuatu di warung lalu membuang sampah di kali, sehingga kalau terjadi hujan air di sungai tidak bisa mengalir. Kalau orang di Jakarta tidak membuang sampah sembarangan tidak akan terjadi banjir. Yang harus kita lakukan supaya tidak banjir adalah

(1) tidak membuang sampah sembarangan. Kalau kita membuang sampah sembarangan setiap hari sampah akan menumpuk, air di selokan dan sungai tidak bisa mengalir sehingga terjadilah banjir.

(2) Mengganti pohon yang ditebang dengan menanam pohon lagi di tempat yang luas.

Jadi kita harus membuang sampah di tong sampah dan melakukan penghijauan.


Ketika tadi saya menunjukkan tulisan mereka pada orangtua, mereka serentak bertanya apakah saya sudah menyunting tulisan mereka? Sejujurnya, tidak. Mereka menulisnya sendiri. Saya cuma membantu mengetikkan ulang (tentu dengan pertanyaan empatik Sargie, "Bu Tia enggak capek ngetik sebanyak itu?").

Saya sungguh berharap mereka tidak berhenti menulis sampai di sini. Semoga rasa bangga hari ini mereka ingat terus dan selalu mereka nikmati saat melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh.



No comments: