Sunday, February 25, 2007

Rokok

Awalnya, saya, Alexander the Great dan dua orang kawan asyik berdiskusi tentang rokok. Saya baru tahu kalau efek rokok itu tergantung pada jumlah alveoli dalam paru-paru. Ini mungkin menjelaskan mengapa ada perokok dengan paru-paru sama sehatnya dengan pelari. Saya juga baru tahu bahwa tidak ada penelitian yang benar pernah membuktikan hubungan antara rokok dan kanker paru-paru.

Baiklah, meskipun rokok tidak berhubungan langsung dengan kanker dan mungkin punya efek menenangkan yang sehat mental, saya tetap pada pilihan saya untuk tidak merokok. Sudah cukup saya meracuni diri sendiri dengan makanan tidak sehat. Hehehe.

Obrolan itu bersambung pada bagaimana menjelaskan tentang rokok pada anak-anak. Saya jadi ingat bahwa saya pernah membicarakan rokok dengan anak-anak.

Bu, kenapa orang merokok padahal sudah tahu merokok itu tidak baik?

Karena rokok itu enak.

Masa sih Bu?

Anak-anak kaget mendengar jawaban terus terang saya. Mungkin selama ini mereka tak pernah mendengar bahwa ada sesuatu yang "baik" dalam rokok.

Yes, it is. Merokok itu enak dan membuat kita ingin mengulangnya terus menerus. Sekali kamu mencobanya, kemungkinan besar kamu akan terus merokok dan tidak bisa berhenti. Kalau tidak mau terus-terusan merokok jangan mulai merokok. Susah berhentinya.

Aku minta ayahku berhenti merokok tapi tidak mau.

Karena sudah terbiasa. Dalam rokok ada sesuatu yang membuatmu merasa enak dan ingin mengulangnya terus. Di dalamnya juga ada racun yang masuk ke dalam tubuhmu. Apa kamu tidak sayang pada badanmu sendiri?

Aku sayang!

Jadi bagaimana?

Aku tidak suka asap rokok, Bu.

Sama, Bu Tia juga tidak suka. Nah, kalau kamu merokok kamu juga mungkin mengganggu orang lain dengan asapnya. Mungkin orang-orang yang terganggu adalah orang yang kamu sayang. Kamu boleh saja bilang pada orang yang merokok di sekitarmu bahwa kamu merasa terganggu dengan asapnya. Apalagi kalau kamu berada di tempat-tempat umum atau tempat yang ber-AC. Asal bilangnya yang sopan ya, jangan marah-marah.

Anak-anak tertawa.


Mungkin kelak mereka akan mendapati manfaat merokok dan memutuskan untuk merokok. Mungkin mereka juga mempertimbangkan hal lain dan memutuskan untuk tidak merokok. Saya berharap mereka mau mencuil semua sisi rokok, baik buruknya, sebelum memutuskan salah satu perilaku yang mereka anggap sesuai.

4 comments:

Anonymous said...

gw ga demen sama yg namanya rokok..mo asapnya..baunya apalagi..kagakk demen blass!!..apalagi gw termasuk alergi terhadap judul rokok tertentu yg bisa bikin gw terbatuk2...pokoknya Say No to Rokok deyy..

Tia said...

Gue memilih untuk tidak merokok sih. Orang lain mungkin memilih pilihan lain... wink wink...

Hidup prochoice. hihihi...

Anonymous said...

menurut saya, merokok bukan mungkin, tapi sudah pasti mengganggu orang lain. bahaya asap rokok lebih besar untuk perokok pasif (orang di sekitar perokok), ketimbang si perokok itu sendiri. di satu sisi, saya setuju dng bu tia utk pro choice. jadi pilihan untuk merokok sah-sah saja, asal merokok di ruangan khusus merokok.

Anonymous said...

"Saya baru tahu kalau efek rokok itu tergantung pada jumlah alveoli dalam paru-paru. Ini mungkin menjelaskan mengapa ada perokok dengan paru-paru sama sehatnya dengan pelari."

'Ada' sangat bisa jadi pengecualian, bukan aturan. Jumlah alveoli memang berpengaruh, tapi kadar karsinogen jelas berefek langsung pada paru-paru.

"Saya juga baru tahu bahwa tidak ada penelitian yang benar pernah membuktikan hubungan antara rokok dan kanker paru-paru."

Membuktikan langsung tidak akan pernah ada, karena (1) efek rokok adalah efek jangka panjang, yang bercampur dengan jutaan faktor resiko lain dari gaya hidup sehari-hari -- sehingga eksperimen kausalitas menjadi mustahil, dan (2) mekanisme biologi molekuler dan genetika kanker paru-paru belum jelas dimengerti.

Namun, puluhan penelitian tidak langsung telah memperlihatkan korelasi antara merokok dengan kanker paru-paru, dan membantah bahwa keduanya berhubungan adalah bentuk keacuhan yang berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain.

http://en.wikipedia.org/wiki/Lung_cancer