Monday, October 24, 2005

Mata Mata

Minggu yang lalu, saya membawa sebuah fishbowl dan setumpuk kertas berukuran 8 x 5 cm. Saya mengumumkan pada anak-anak bahwa sepanjang minggu ini kita akan menjadi mata-mata.

Mata-mata?

Ya, kita akan memata-matai teman-teman satu kelas. Setiap ada yang ketahuan melakukan perbuatan menghargai orang lain, kita tulis namanya dan masukkan dalam fishbowl. Jangan lupa menulis sandi rahasia (dengan kata lain inisial nama masing-masing sebagai pelapor). Kita akan menghitung hasilnya hari Senin minggu depan.

Kami sudah berlatih mengenali apa saja yang termasuk perbuatan menghargai orang lain (sesederhana mendengarkan orang lain, minta ijin sebelum meminjam barang, tidak mengganggu teman yang sedang bekerja, dan sebagainya).

Tugas ini cukup sulit untuk kelas saya yang nyaris tidak punya bayangan tentang apa itu menghargai orang lain, dan sangat kompetitif. Mudah sekali menemukan sesuatu untuk menjatuhkan lawan. Bagaimana dengan tugas sebaliknya?

Hari ini kami membahas hasil tugas memata-matai itu. Anak-anak menikmati sekali ketika tahu bahwa teman-temannya memperhatikan good deeds yang ia lakukan. Juga tak kalah bangga ketika tahu bahwa ia adalah mata-mata paling rajin minggu ini. Anak-anak dengan jumlah catatan sedikit langsung tahu bahwa ada sesuatu yang harus mereka perbaiki.

Satu hasil yang menakjubkan untuk saya. Anak-anak yang mendapat catatan paling banyak dari teman-temannya adalah anak-anak yang selama ini selalu jadi biang kerok keributan di kelas (1). Tampaknya mudah tertangkap mata kalau Zaky yang bisa 'duduk tenang sepanjang kami menonton film' atau Dhimas yang 'bisa menunggu giliran dengan sabar'. Mereka SANGAT bangga melihat hasilnya.

Saya berpikir untuk menghentikan permainan ini hari ini. Tapi, setelah fishbowl saya kosongkan, anak-anak mulai mengisinya lagi. Jadi kami belum bisa berhenti.

No comments: