Saturday, May 06, 2006

Tampil

Topik minggu ini adalah tampil di depan umum.

Kami punya jadwal kunjungan ke sebuah sekolah internasional di Bona Vista beberapa hari lalu. Anak-anak sudah meluangkan waktu berlatih menyanyi beberapa jam, dan akhirnya mereka tampil dengan sukses. Sebelumnya seisi kelas sempat memelototi saya karena saya mengiyakan permintaan kelas lain agar kelas 2 tampil duluan. Bagaimana lagi?

Hal yang paling mengundang senyum adalah, anak-anak(perempuan) kelas saya tertular rasa 'saya sudah besar' yang mereka lihat dari kakak kelasnya. Mereka menolak berteriak "YEAA..!" di akhir lagu seperti biasanya. Menurut mereka, sudah tidak seru lagi. Sedikit terjadi perdebatan, karena anak-anak laki-laki masih menganggap "YEAAA..." berikut loncatannya adalah bagian terbaik dari seluruh lagu.

Sementara itu, di kelas IPS anak-anak sibuk merevisi ide dan poster mereka untuk presentasi. Berbagai buku dan kertas mampir ke meja saya. Anak-anak terus menunjukkan buku referensinya, memamerkan sebagian poster yang sedang mereka kerjakan (dan menurut mereka masih harus diperbaiki lagi), dan seterusnya dan seterusnya.

Kamis pagi, selesai berdoa, Musa menghampiri saya dan berbisik, "Bu, hari ini hari presentasi kan?"
Saya mengangguk.
"Hoho... i can't wait it. I love presentation!"

Kalau melihat apa yang terjadi selama hari Kamis dan Jumat, saya tidak heran Musa bilang ia suka presentasi. Di luar harapan saya, anak-anak melakukannya dengan sangat baik. Mereka berusaha bicara dengan jelas, keras, dan menjawab pertanyaan teman-teman sebisanya.

Pertanyaan-pertanyaan mereka benar-benar bermacam-macam, ada yang mengagumkan ada yang membuat seisi kelas bingung.

Mengapa rumah itu namanya rumah gadang?
Kalau mau masuk ke rumah gadang, masuknya dari mana?

Rumah gadang kakekmu itu di padang atau di jakarta?
Kenapa namanya sate kalong kalau terbuat dari daging kerbau? (padahal sudah dijelaskan)
Apanya kerbau yang dibuat sate?
Kenapa di Sangeh banyak kera?
Apa bedanya kera, monyet, orangutan dan gorila?
Apa itu tiga dimensi?
Apa itu teater?
Kenapa Borobudur tidak dibuat di Jakarta saja?
Zaky, kenapa kamu tempel gambar orang sedang membajak sawah, kamu kan sedang bercerita tentang Borobudur?
Di bagian mananya Borobudur yang dipakai untuk beribadah?
Kenapa bambu ada durinya?
Kenapa calung memainkannya dipukul?


Diskusi berjalan seru. Saya sendiri jadi tahu hal-hal yang tadinya saya tidak tahu. Anak-anak ramai menanggapi dengan pengalaman mereka sendiri. Mereka saling memberi penjelasan pada teman yang lain. Ketika saya melontarkan pertanyaan, apa bedanya Candi Prambanan dan Candi Borobudur? Ada yang menjawab bahwa candi Prambanan tinggi dan candi Borobudur lebar. Sebelum saya menjelaskan, temannya sudah membantu memberitahu bahwa sebenarnya candi Prambanan itu candi Hindu dan Candi Borobudur adalah candi Buddha.

Saya mengajak anak-anak menilai presentasi temannya dan memberi masukkan cara apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki presentasinya itu. Saya juga tidak menduga kalau mereka bisa begitu objektif dan akurat. Mereka tahu harus menambahkan apa pada presentasi itu agar menjadi lebih baik dan menarik. Misalnya saja komentar seseorang (saya lupa siapa) untuk presentasi Agung tentang Sangeh.

"Sebenarnya, isi cerita Agung sudah bagus. Topiknya menarik. Tapi harusnya Agung belajar lebih banyak tentang itu. Jadi kalau ditanya bisa menjawab."

Hari Jumat yang menyenangkan itu saya tutup dengan pengumuman tentang Sekolah Art Festival yang akan berlangsung dua minggu lagi. Anak-anak diminta menyiapkan sesuatu untuk ditampilkan secara perorangan.

Dila, yang tumbuh pesat menjadi pemberani dan ekspresif ketika harus tampil di depan orang banyak selama dua tahun ini, bertanya pada saya.

"Kenapa sih bu, kita harus selalu pentas dan presentasi?"


Hmm, sepertinya kami hanya senang belajar dari kalian.




1 comment:

Anonymous said...

damn!
yang ada di kepala gw sama gitu sama anak2 lo.
candi prambanan itu tinggi (ramping) dan borobudur itu lebar (bulat).
gw pasti malu banget denger anak lo yg lain bilang kalo bedanya hindu sama budha.