Sunday, July 10, 2005

Elitist

Alexander The Great baru pulang dari sebuah workshop tentang knowledge sharing di Eropa sana. Pada suatu kesempatan ia bercerita pada seseorang - i think she is a professor from South America - tentang kelas saya.

Mendengar cerita tentang sebuah kelas di INDONESIA berisi delapan orang saya plus cara belajar seperti yang selalu saya ceritakan, profesor ini berkomentar ;

"Wow, what an elitist."

Uhm.... benar juga apa yang dikatakan. Saya jadi agak malu. Saya membayangkan sekelompok orang yang sibuk memikirkan umat manusia di dunia, dan saya jejingkrakan karena senang pada pekerjaan dan kelas mini saya.

Mungkin itu juga yang membuat saya agak segan membaca Kompas beberapa bulan terakhir ini. Saya agak lelah merasa sesak nafas setelah selesai membaca. Mengingat apa yang saya lakukan sekarang tidak ada sebesar upil dari seluruh permasalahan pendidikan di negara ini.

Jadi sebenarnya... buat apa saya ada di sini ya?
*sambil memikirkan folder warna warni untuk kelas saya*

3 comments:

cahyo said...

lugu!

wait for another 2 decades and see how your students change this world.

Anonymous said...

Kita memerlukan orang-orang yang memikirkan peradaban manusia di dunia. Begitupun juga kita memerlukan orang-orang yang mengajarkan anak-anak yang akan kita titipkan peradaban dunia ini nantinya. How is great what are you doing now...

Tia said...

Ya, saya pikir setiap orang memang menjalani perannya masing-masing di dunia ini.

Ibu Professor yang baik hati itu hanya mengingatkan saya, untuk tidak cepat puas dan merasa besar kepala karena mengerjakan sesuatu yang saya pikir besar.