Sunday, July 31, 2005

Pancasila

Sebagai bagian dari masa-masa adaptasi dengan kelas baru, saya masih sering kangen dengan kelas saya yang lalu -- meskipun tiap melihat mereka saya selalu merasa mereka sudah terlalu besar untuk saya. Kami masih bertemu seminggu sekali karena saya dan mereka punya satu kegiatan ekstrakurikuler. Selebihnya, saya juga masih sering mengobrol dengan guru mereka.

Suatu pagi, teman saya bertanya, "Punya gambar Garuda Pancasila yang besar, nggak, di rumah?" What a question! Tentu saja saya nggak punya. Sayangnya sekolah ini tidak seperti sekolah masa kecil kami yang punya lambang itu plus bendera merah putih dan foto presiden di setiap kelas.

Lagipula untuk apa? Teman saya cerita bahwa perkenalan pada Garuda dan sebagainya itu masuk dalam silabusnya bulan ini. Wah, selamat berjuang, teman! Anak-anakmu tidak akan mau terima mentah-mentah. Tidak seperti kita dulu, mengiyakan semua yang diletakkan di depan muka kita. Menjawab soal ulangan dengan patuh lalu sudah cukup bahagia kalau nilainya bagus.

Sementara itu di ruang makan kami semua cekikikan tidak habis-habis berusaha mengingat letak gambar padi dan kapas, rantai serta yang lain di tempat yang tepat. Kami mencoba melafalkan lagi lima sila itu, lalu mendebat apakah kepala Garuda menghadap ke kiri atau ke kanan.

Esoknya, teman saya mampir ke kelas pagi-pagi. "Bener lho. Anak-anak tanya. Tanya semuanya!". Hehe, senang bisa tertawa pagi-pagi. Berceritalah teman saya bahwa anak-anak kelasnya bertanya;

Bu, ini maksudnya apa? (menunjuk bunyi sila ke dua)
Bu, kenapa Garudanya menghadap ke kanan? (tuh, kan, apa saya bilang!)
Kenapa Garuda warnanya kuning?
Kenapa burung Garuda dan bukan burung yang lain?

Dulu, kita semua disodori Pancasila ketika belum mengerti betul tentang simbol, lambang, dan teman-temannya. Jadi kecil kemungkinan kita berebut bertanya seperti itu pada guru-guru kita dulu. Anak-anak ini, sudah tahu bahwa sebuah gambar, simbol, dan lambang mempunyai arti tertentu.Mereka bahkan sudah bisa menggunakannya dengan tepat pada banyak kesempatan. Gambar, simbol, lambang itu bicara. Tentu saja mereka ingin tahu apa yang sedang dibicarakan.

1 comment:

Anonymous said...

trus apa?